NAMA SONY LESMANA
NPM :
1A214410
KELAS :
1EA33
FAKULTAS :
EKONOMI
JURUSAN :
MANAJEMEN
MATA KULIAH :
ILMU BUDAYA DASAR
DOSEN :
IBU
DIYANTI
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan kemudahan kepada saya dalam menyelesaikan makalah ini, sholawat
serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas ILMU BUDAYA
DASAR sebagai mata kuliah softskill,
selain itu makalah ini disusun untuk menambah kazanah ilmu pengetahuan kepada
pembaca tentang MANUSIA DAN KEBUDAYAAN, KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM
KESUSASTRAAN, serta MANUSIA DAN CINTA KASIH.
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat dan
pengetahuan yang lebih luas bagi pembaca, saya sebagai penyusun tidak lepas
dari kesalahan begitu juga dalam penyusunan makalah ini, yang mempunyai banyak
kekurangan, oleh sebab itu, penyusun mohon maaf atas kekurangannya dan kritik
serta saran yang membangun dari pembaca saya dibutuhkan. Terima kasih.
Bekasi,
oktober 2014
BAB I
ILMU BUDAYA DASAR
1.1 PENGERTIAN
Ilmu budaya dasar adalah pengetahuan yang diharapkan
dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep
yang dikembangkan untuk mengkaji masalaj-masalah manusia dan kebudayaan.
Istilah kebudayaan dasar dikembangkan di Indonesia
sebagai pengganti istilah Basic Humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa
Inggris “The Humanities”, adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari
bahasa latin humanus yang bisa diartikan
manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities diandaiikan
seseorang akan bisa lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan
demikian bisa di artikan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai
yaitu nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar
supaya manusia bisa menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the
humanities disamping tidak meninggalkan tanggung jawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.
Untuk mengetahui bahwa Ilmu Budaya Dasar termasuk
kelompok pengetahuan budaya, lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu
pengetahuan, Prof.Dr.Harsya Bachtiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan
dikelompokan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1. Ilmu-ilmu Alamiah ( natural
science )
Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui
keteraturan-keteraturan yang terdapat ddalam alam semesta. Untuk mengkaji hal
itu digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku
mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan
suatu kualitas. Hasil analisis itu kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini
lalu dibuat prediksi. Hasil penelitiannya 100 % benar dan 100 % salah. Yang termasuk
kelompok ilmu-ilmu alaiah antara lain ialah astronomi, fisika, kimia, biologi,
kedokteran, mekanika.
2. Ilmu-ilmu sosiial (sosial
science )
Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji
keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia. Kebenaran Untuk mengkaji hal itu digunakan
metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Teetapi hasil
penelitiannya tidak mungkin 100 % benar, hanya mendekati kebenaran. Sebabnya
ialah keteraturan dalam hubungan antar manusia itu tidak dapat dirubah dari
saat ke saat. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu sosial antara lain ilmu ekonomi,
sosiologi, politik, demografi, psikologi, antropologi sosial, sosiologi hukum,
dsb.
3. Pengetahun budaya ( the
humanities )
Pengetahuan
budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan
yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode pengungkapan
peristiwa-peristiwa dan pernyataan-pernyataan yang bersifat unik, kemudian di
beri arti. Peristiwa-peristiwa dan pernyataan-pernyataan itu pada umumnya
terdapat dalam tulisan-tulisan. Metode ini tidak ada sangkut pautnya dengan
metode ilmiah, hanya mungkin ada pengaruh dari metode ilmiah.
Pengetahuan budaya (The Humanities) dibatasi sebagai
pengetahuan yang mencakup keahlian (disiplin) seni dan filsafat, keahlian
inipun dapat dibagi-bagi ladi ke dalam berbagai bidang keahlian lain, seperti seni tari, seni rupa,
seni musik, dll. Sedang Ilmu Budaya Dasar (Basic Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dasar dan pengetahuan umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan
untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan lain
Ilmu Budaya Dasar menggunakan pengeertian-pengertian yang berasal dari berbagai
pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran dan kepekaan dalam
mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Ilmu Budaya Dasar berbeeda dengan pengetahuan budaya .
ilmu budaya dasar dalam bahasa inggris di sebut Basic Humanities. Pengetahuan
budaya dalam bahasa inggris disebut
dengan istilah The Humanities, pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai
manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus), sedangkan Ilmu budaya dasar
bukan ilmu tentang budaya, melaikan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian
tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia
dan budaya.
1.2 TUJUAN
Penyajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tidak lain
merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian tentang konsep-konsep
yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan
demikian jelaslah bahwa mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tidak dimaksudkan untuk
mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam
pengetahuan budaya (the humanities), akan tetapi ilmu budaya dasar semata-mata sebagai salah satu usaha
mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran
serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut
orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.
Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut Ilmu Buday dasar
diharapkan dapat
1. Mengusahakan penajaman
kepekaan mahasiswa terhadap lingungan budaya, sehingga mereka lebih mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan
profesi mereka
2. Memberikan kesempatan pada
mahasiswa untuk memperluas pandandangan mereka tentang masalah kemanusiaan dan
budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang
menyangkuut kedua hal tersebut,
3. Mengusahakan agar mahasiswa,
sebagai calon pemimpin bangsa dan negara serta ahli dalam bidang disiplin yang
ketat, usaha ini terjadi karena ruang lingkup pendidikan kita amat sempit dan
condong membuat manusia spesialis yang berpandangan kurang luas, kedaerahan dan
pengkotaan disiplin ilmu yang ketat.
4. Mengusahakan wahana
komunikasi pada akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain,
dengan memiliki satu bekal yang sama, pada akademisi diharapkan akan lebih
lancar dalam berkomunikasi.
1.3 RUANG LINGKUP
Dari kerangka tujuan yang telah
ditentukan diatas, dua masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan
untuk menentukan ruang lingkup kajian Ilmu Budaya Dasar. Kedua masalah pokok
itu ialah :
1. Berbagai aspek kehiduan yang
seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat
didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya ( The Humanities ), baik dari
segi masing-masing keahlian ( disiplin ) didalam pengetahuan budaya, maupun
secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya,
2. Hakekat manusia yang satu
atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan
masing-masing jaman dan tempat, dalam melihat dan menghadapi lingkungan alam,
sosial dan budaya, manusia tidak hanya mewujudkan kesamaan-kesamaan, akan
tetapi juga ketidak seragaman yang diungkapkan secara tidak seragam,
sebagaimana yang terlihat ekspresinya dalam berbagai bentuk dan corak ungkapan,
pikiran, dan perasaan, tingkah laku , dan hasil kelakuan mereka.
Dari kedua masalah pokok yang bisa
dikaji dalam ilmu budaya dasar jelaslah bahwa manusia menempati posisi sentral
dalam pengkajian. Manusia tidak sebagai subyek pengkajian namun sebagai obyek
pengkajian. Bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesama manusia,
dirinya sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan manusia dengan
Tuhan menjadi tema dalam Ilmu Budaya Dasar.
Pokok bahasan yang akan dikembangkan dalam
Ilmu budaya dasar adalah :
v Manusia dan cinta kasih
v Manusia dan keindahan
v Manusia dan penderitaan
v Manusia dan keadilan
v Manusia dan pandangan hidup
v Manusia dan tanggung jawab
serta pengabdian
v Manusia dan kegelisahan
v Manusia dan harapan
Kedelapan
pokok bahasan itu termasuk dalam karya karya yang tercakup dalam pengetahuan
buudaya. Perwujudan mengenai cinta, misalnya, terdapat dalam karya sastra,
tarian, musik, filsafat, lukisan, patung dan sebagainya.
BAB II
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
A.
MANUSIA
Manusia di alam dunia ini memegang peranan yang unik,
dan dapat dipandang dari banyak segi. Dalam
ilmu eksakta, manusia dipandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel
atom yang membentuk jaringan-jaringan sistem yang dimilki oleh manusia (ilmu
kimia), manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling
terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan dari energi (ilmu fisika),
manusia merupakan mahluk biologis
yang tergolong dalam goloongan mahluk
mamalia ( biologi), dalam ilmu-ilmu sosial, manusia merupakan mahluk yang ingin
memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering di
sebut homo economicus (ilmu ekonomi), manusia merupakan mahluk sosial yang
tidak dapat berdiri sendiri (sosiologi), mahluk yang selalu ingin mempunyai
kekuasaan (politik), mahluk yang berbudaya, sering disebut homo-humanus
(filsafat), dan lain sebagainya.
Ada dua pandangan yang emnjadi acuan dalam
menjelasakan unsur-unsur yang membangun manusia.
1) Manusia itu terdiri dari
empat unsur yang saling terkait, yaitu
a. Jasad (tubuh manusia)
b. Hayat (unsur hidup)
c. Ruh (bimbingan Tuhan)
d. Nafs (kesadaran diri)
2) Manusia sebagai satu
kepribadian mengandung tiga unsur, yaitu :
a. Id, merupakan struktur
kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak, Id merupakan libido
murni atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional dan
terkait dengan sex, yang secara instingtual menentukan proses-proses
ketidaksadaran (onconcious).
b. Ego, merupakan bagian atau
struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, sering disebut
sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan energi Id
ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain.
c. Superego, merupakan struktur
kepribadian yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia lima tahun,
dibandingkan dengan Id dan ego, yang berkembang secara internal dalam diri
individu, superego terbentuk dari lingkungan eksternal.
Dari uraian di atas dapat mengkaji aspek tindakan manusia dengan analisa
hubunngan antara tindakan dan unsur-unsur manusia, seringkali, misalnya orang
yang senang terhadap penyimpangan terhadap nilai-nilai masyarakat dapat
diidentifikasi bahwa orang tersebut
lebih dikendalikan oleh id dibanding superego-nya, atau seringkali ada
kelainan yang terjadi pada manusia , misalnya orang berparas buruk dan bertubuh
pendek berani tampil ke muka umum, dapat
diterangkan dengan mengacu pada unsur nafs (kesadaran diri) yang di miliki oleh
manusia, kesemua unsur tersebut dapat digunakan sebagai analisa bagi tingkah
laku manusia.
B.
HAKEKAT MANUSIA
a. Mahluk ciptaan Tuhan yang
terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
b. Mahluk ciptaan tuhan yang
paling sempurna, jika dibanding dengan mahluk lainnya yaitu terletak pada adab
dan kebudayaan karena manusia dilengkapi dengan akal, perasaan, dan kehendak
yang terdapat di dalam jiwa manusia.
c. Mahluk biokultural, yaitu
mahluk hayati yang budayawi.
d. Mahluk ciptaan tuhan yang
terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena
kemampuan bekerja dan berkarya.
KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR
1.
KEPRIBADIAN
BANGSA TIMUR
Kepribadian
diartikan sebagai suatu pola sikap yang mencerminkan sifat atau karakter
seseorang dengan lingkungan. Kepribadian bangsa timur dapat diartikan sebagai
suatu sikap yang dimiliki oleh suatu Negara yang menentukan penyesuaian dirinya
yang unik terhadap lingkungannya. Kepribadian bangsa timur pada umumnya
merupakan kepribadian yang mempunyai sifat tepo seliro atau memiliki sifat
toleransi yang tinggi. Bangsa timur erat kaitannya dengan rasa sosialisasi dan
rasa solidaritas yang tinggi. Misalnya saling tolong-menolong dan bergotong
royong yang dilakukan bersama sama. Hal tersebut bagi bangsa timur merupakan suatu
sikap yang bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan. Bangsa timur juga
memiliki kebudayaan yang masih kental dari Negara atau daerah masing-masing.
Masih ada adat-adat atau upacara tertentu yang masih dilaksanakan oleh bangsa
timur. Misalanya bangsa Indonesia masih banyak yang melaksanakan
upacara-upacara adat dan tarian khas dari masing-masing daerah. Contohnya
daerah Bali yang masih melaksanakan tarian khas daerahnya yaitu tarian pendet,
kecak, dan barong. Terbuka dengan Negara lain merupakan salah satu kepribadian
yang dimiliki oleh bangsa timur. Mereka menjalin kerja sama antara bangsa yang
satu dengan bangsa yang lain yang tergabung dalam ASEAN.
2.
PENGERTIAN
KEBUDAYAAN
Budaya menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia), budaya diartikan sebagai akal budi, pikiran atau adat istiadat.
Jadi jika dikatakan menurut tata bahasa, arti dari kebudayaan ini diturunkan
dari makna kata budaya dan cenderung mengarah kepada pola pikir manusia.
Sehingga pengertian Kebudayaan adalah
sebagai segala sesuatu yang berkaitan pada akal atau pikiran manusia serta bisa
pula menunjuk terhadap perilaku, pola pikir dan karya fisik untuk sekelompok
manusia.
Kebudayaan
sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Dan sebaliknya juga yaitu
bahwa dalam pengembangan kepribadian manusia dibutuhkan kebudayaan dan
kebudayaan ini akan terus berkembang lewat kepribadian tersebut. Jadi untuk
sebuah masyarakat yang maju, yang menjadi kekuatan penggeraknya adalah
individu-individu yang ada di dalamnya. Maka semakin tinggi sebuah kebudayaan
masyarakat akan bisa dilihat melalui karakter, kualitas dan kemampuan
individunya
3.
UNSUR-UNSUR
KEBUDAYAAN
Mempelajari
unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah kebudayaan sangat penting untuk memahami
kebudayaan manusia. Kluckhondalam
bukunya yang berjudulUniversal Categories
Of Culturemembagi kebudayaan yang ditemukan pada semua bangsa di dunia dari
sistem kebudayaanyang sederhana seperti masyarakat perkotaan. Kluckhon membagi
kebudayaan menjadi 7 unsur kebudayaan universal atau disebut dengan kultural
universal.
Ketujuh unsur
kebudayaan tersebut adalah :
Ø Sistem
bahasa
Ø Sistem
kebudayaan
Ø Sistem
kekerabatan dan organisasi sosial
Ø Sistem
peralatan hidup dan teknologi
Ø Sistem
ekonomi/mata pencaharian hidup
Ø Sistem
religi
Ø Kesenian
4.
WUJUD
KEBUDAYAAN
Wujud kebudayaan
dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :
v Wujud
Gagasan
Budaya dalam wujud
gagasan/ide ini bersifat abstrak dan tempatnya ada dalam pikiran tiap warga
pendukung budaya yang bersangkutan sehingga tidak dapat diraba atau difoto.
v Wujud
Benda Hasil Budaya
Semua benda hasil karya
manusia tersebut bersifat konkrit, dapat diraba dan difoto. Kebudayaan dalam
bentuk konkrit ini disebut kebudayaan fisik. Contoh, bangunan bangunan megah
seperti tembok cina, menhir, alat rumah tangga seperti kapak, perunggu,
gerabah, dll.
v Wujud
Perilaku
Budaya dalam wujud
perilaku berpola menurut ide/gagasan yang ada. Wujud perilaku ini bersifat
konkrit dan dapat dilihat dan didokumentasikan (difoto dan di film) Contoh
petani sedang bekerja di sawah, orang sedang menari dengan lemah gemulai, orang
sedang berbicara, dll. Salah satu contoh wujud perilaku dalam kebudayaan adalah
Tari.
5.
ORIENTASI
NILAI BUDAYA
Kluckhon dalam
Pelly (1994) mengemukakan bahwa nilai budaya merupakan sebuah konsep be-ruang
lingkup luas yang hidup dalam alam fikiran sebahagian besar warga suatu
masyarakat, mengenai apa yang paling berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu
satu sama lain saling berkaitan dan merupakan salah satu sistem nilai-nilai
budaya. Ada 5 masalah pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang
dapat ditemukan secara universal. Menurut Kluckhon dalam Pelly (1994) ke lima
masalah pokok tersebut adalah : (1) masalah hakekat hidup, (2) hakekat
kerja/karya manusia, (3) hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, (4)
hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar, dan (5) hakekat dari hubungan
manusia dengan manusia sesamanya.
Meskipun cara
mengkonsepsikan lima masalah pokok dalam kehidupan manusia.
Meskipun cara
mengkonsepsikan lima masalah pokok dalam kehidupan manusia yang universal itu
berbeda – beda untuk tiap masyarakat dan kebudayaan, namun dalam tiap
lingkungan masyarakat dan kebudayaan tersebut lima hal tersebut di atas selalu
ada.
6.
PERUBAHAN
KEBUDAYAAN
Masyarakat dan
kebudayaan di mana pun selalu dalam keadaan berubah, ada tiga sebab perubahan,
yaitu :
1.
Sebab yang berasal dari
masyarakat dan lingkungannya sendiri misalnya, perubahan jumlah dan komposisi
2.
Sebab perubahan lingkungan
alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang
berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain
cenderung untuk berubah lebih cepat.
3. Adanya
difusi kebudayaan,penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi.
Ada
4 bentuk peristiwa perubahan kebudayaan, yaitu
1. Cultural Lag, yaitu
perbedaan antara taraf kemajuan berbagai bagian dalam kebudayaan suatu
masyarakat. Dapat juga diartikan sebagai bentuk ketinggalan budaya.
2.
Cultural
Survival, yaitu suatu konsep untuk menggambarkan
suatu praktik yang telah kehilangan fungsi pentingnya 100%, yang tetap hidup,
dan berlaku semata-mata hanya diatas landasan adat-istiadat semata.
3.
Cultural
Conflict (perttentangan budaya), yaitu proses
pertentangan antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnyan.
4. Cultural Shock
(Guncangan kebudayaan), yaitu proses guncangan
kebudayaan sebagai akibat terjadinya perpindahan secara tiba-tiba dari satu
kebudayaan ke kebudayaan lain.
7.
KAITAN
MANUSIA DENGAN KEBUDAYAAN
Manusia
seperti yang kita tahu, sangat erat kaitannya dengan arti kebudayaan.
Kebudayaan itu ibaratnya seperti ciri khas dari manusia yang menggunakan
kebudayaan tersebut. Banyak sekali kebudayaan di negara Indonesia tercinta kita
ini, salah satunya adalah seperti kebudayaan Jawa, dan masih banyak lagi.
Hakikat
manusia dalam melestarikan dan menjaga kebudayaan adalah suatu keharusan agar
tidak terpengaruh oleh kebudayaan lainnya. Kita harus menjaga keaslian budaya
kita karena kebudayaan tersebut merupakan warisan dari nenek moyang kita
dahulu. Namun akhir-akhir ini, kita pasti sudah tahu kalau banyak dari
kebudayaan di negara kita ini telah terpengaruh oleh kebudayaan luar, khususnya
kebudayaan barat. Ya, itu benar. Ini merupakan efek dari arus globalisasi yang
sangat kencang sehingga banyak kebudayaan-kebudayaan dari luar yang bebas
keluar masuk ke dalam negara kita ini sehingga kebudayaan kita agak sedikit
‘terpengaruh’ oleh kebudayaan luar, khususnya kebudayaan barat. Ini merupakan
kelalaian masyarakat sekarang yang tidak mampu menjaga keaslian budaya itu
merupakan warisan dari nenek moyang kita terdahulu. Tapi ini sudah terlambat
untuk diatasi. Mengapa? Ibaratnya itu kita seperti berjalan melawan arus yang
sangat kencang, seperti itulah yang masyarakat kita sedang alami. Mereka tidak
mempersiapkan pertahanan untuk melawan arus kencang tersebut. Bahkan mereka
mulai mengikuti arah arus tersebut. Hal ini sangat berbahaya karena jika ini
dibiarkan terus maka kebudayaan asli kita akan perlahan-lahan hilang. Tidakkah
kita berpikir, bagaimana dengan anak cucu kita kelak yang akan mewariskan
kebudayaan kita, sedangkan kebudayaannya itu sudah ‘tercemar’ oleh kebudayaan
asing atau luar? Apakah mereka akan bangga dengan kebudayaannya itu? Sungguh
ironis memang.
Jadi
kesimpulan dari uraian diatas adalh kaitan manusia dengan kebudayaan sangatlah
erat, sebab kebudayaan timbul karena hasil karya cipta dan karsa dari manusia
itu sendiri. Dengan kebudayaan dapat mengatur kehidupan manusia untuk hidup
bersosialisasi dengsn manusia lain disekitarnya. Dan kebudayaan dapat hilang
karena masuknya budaya lain. Oleh sebab itu, banyak suku lain menolak
kebudayaan dari luar di khawatirkan akan merusak kebudayaan yang mereka anut
sejak jaman dahulu.
BAB 3
Konsepsi Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusastraan
3.1
Pendekatan Kesusastraan
Pada
bahasan kali ini saya akan mencoba menjabarkan mengenai Kesusastraan. Dimana
dalam Kesusastraan ini dapat kita bagi menjadi 2 definisi yaitu :
“Sastra
(Sanskerta: शास्त्र, shastra)
merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti “teks yang
mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar śās- yang berarti
“instruksi” atau “ajaran”. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan
untuk merujuk kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki
arti atau keindahan tertentu.”
dan pengertian
seni adalah :
“Seni
pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim
dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari
kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai,
bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang
menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan
produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium
itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan
dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan,
sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu.
Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu,
dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu
lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermaksud kematian dan mawar
merah yang bermaksud cinta).”
jadi,
dapat disimpulkan sastra adalah suatu tulisan yang makna seni atau keindahan
tertentu.
sedangkan
seni adalah buah cipta manusia yang muncul dari hati manusia itu sendiri dan
lebih merujuk kepada ekspresi manusia tersbut.
di
zaman sekarang, sastra sudah menjadi karya seni yang begitu banyak digunakan
orang sebagai media penyaluran ekpresi mereka. contohnya antara lain : Novel,
Cerita/cerpen (tertulis/lisan), Syair, Pantun, Sandiwara/drama,
Lukisan/kaligrafi, dan lain-lain. selain penyalur bakat dan ekpresi seni
seorang manusia, sastra juga berfungsi sebagai suatu teknik berkomunikasi
antara manusia yang satu dengan manusia yang lain. seperti tradisi budaya
Betawi yang mewajibkan untuk berpantun sebagai kata sambutan antar mempelai
disaat mereka menikah.
hubungan
sastra dan seni dengan ilmu budaya dasar adalah sama-sama memiliki objek yang
sama yaitu manusia. sama-sama mempelajari hubungan antar manusia melalui suatu
komunikasi yang beraneka ragam macamnya. dan bayangkan jika manusia hidup tanpa
seni. jika manusia hidup tanpa bisa menyalurkan ekspresi mereka. jika manusia
tidak bisa berkomunikasi dengan manusia lainnya. maka akan menggangu kejiwaan
atau psikologis manusia tersebut.
3.2
Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan dengan Prosa
Dalam
bahasa Indonesia istilah prosa sering diterjemahakan menjadi cerita rekaan dan
didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai
pameran,lakuan, dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi.
Dalam
kesusatraan Indonesia kilta mengenal jenis prosa lama dan baru.
v Prosa
lama meliputi
• dongeng-dongeng
• hikayat
• sejarah
• epos
• cerita pelipur lara
v Prosa
baru meliputi
• cerita pendek
• hikayat
• biografi
• kisah
• otobiografi
3.3
Nilai-nilai dalam Prosa Fiksi
Nilai-nilai
yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
1. Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan
kesenangan yang di peroleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan
pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu peristiwa/kejadian
yang di kisahkan.
2. Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi
memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi.
3. Prosa fiksi memberikan warisan kultural
Prosa
fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak
henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.
4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat
prosa fiksi seseoarang dapat menilai kehidupan berdasarkan
pengalaman-pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih
banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional/rangsangan aksi yang
mungkin sangat berbeda daripada apa yang di sajikan ke dalam kehidupan sendiri.
3.4
Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan dengan Puisi
Kepuitisan,
keartistikan/keestetikaan bahasa puisi di sebabkan oleh kreativitas penyair
dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
Figura
bahasa seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb
sehingga puisi menjadi hidup.
Kata-kata
yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
Kata-kata
berjiwa yaitu kata-kata yang sudah di beri suasana tertentu, berisi perasaan
dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
Kata-kata
yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah di beri tambahan nilai-nilai rasa dan
asosiasi-asosiasi tertentu. Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan
hal-hal yang di lukiskan, sehingga lebih menggugah hati.
Adapun
alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan IBD adalah :
1. Hubungan
puisi dengan pengalaman hidup manusia
Perekaman/penyampaian
pengalaman dalam sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan”. Pendekatan
terhadap pengalaman perwakilan itu dapat dilakukan dengan suatu kemampuan yang
disebut “pengalaman perwakilan”
2. Puisi dan
keinsyafan/kesadaran individual
Dengan
membaca puisi mahasiswa dapat diajak untuk dapat menjenguk hati/pikiran
manusia, karena melalui puisinya sang penyair menunjukan kepada pembaca bagian
dalam hati manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap orang.
3. Puisi dan
keinsyafan sosial
Secara
imaginatif puisi dapat menafsirkan siuasi dasar manusia sosial yang bisa berupa
:
• penderitaan atas ketidak adilan
• perjuangan utuk kekuasaan
• konflik dengan sesamanya
• pemberontakan terhadap hukum Tuhan
BAB
4
Manusia dan Cinta Kasih
4.1
Cinta Kasih
Menurut
Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S. Purwodarminta, cinta adalah rasa
sangat suka (kepada) atau rasa sayang (kepada), ataupun rasa sangat kasih atau
sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau
cinta (kepada) atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan
kasih itu hamper sama sehingga kata kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa
cinta. Oleh karena itu, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka
(sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Walaupun
cinta dan kasih mengandung arti yang hamper sama, antara keduanya terdapat
perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam,
sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah pada
orang atau yang dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam
itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Erich
Fromm (1983: 24-27) dalam bukunya Seni Mencintai menyebutkan bahwa cinta itu
terutama member, bukan menerima, dan member merupakan ungkapan yang paling
tinggi dari kemampuan. Yang paling penting dalam member adalah hal-hal yang
sifatnya manusiawi, bukan materi. Cinta selalu menyertakan unsure-unsur dasar
tertentu, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian, dan pengenalan.
Dr.
Sarlito W. Sarwono mengemukakan bahwa cinta itu memiliki tiga unsure, yaitu
ketertarikan, keintiman, dan kemesraan. Keterikatan adalah perasaan untuk hanya
bersama dia, segala prioritas hanya untuk dia. Keintiman yaitu adanya
kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara Anda dan dia
sudah tidak ada jarak lagi sehingga panggilan-panggilan formal seperti Bapak,
Ibu, Saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan seperti
sayang. Sedangkan kemesraan adalah adanya rasa ingin membelai atau dibelai,
rasa kangen jika jauh dan lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang
mengungkapkan rasa sayang. Ketiga unsur cinta tersebut sama kuatnya, jika salah
satu unsur cinta itu tidak ada maka cinta itu tidak sempurna atau dapat disebut
bukan cinta.
Secara
sederhana cinta kasih adalah perasaan kasih sayang yang dibarengi unsur
terikatan, keintiman dan kemesraan (Cinta Ideal / Segitiga Cinta) di sertai
dengan belas kasihan, pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang
bertanggung jawab. Tanggung jawab yang diartikan akibat yang baik, positif,
berguna, saling menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan dan
kebahagiaan.
4.2
Cinta Menurut Ajaran Agama
Dalam
ajaran agama Islam, terutama yang di jelaskan dalam Al-Qur’an, cinta memiliki
beberapa pengertian.
1. Cinta Rahmah, cinta penuh kasih sayang,
lembut, rela berkorban dan siap melindungi.
2. Cinta Mawaddah, cinta yang menggebu-gebu
atau cinta yang membara.
3. Cinta Mail, cinta yang hanya bersifat
sementara, sehingga seseorang tersebut ingin meminta perhatian dari banyak
orang hinggal hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Contohnya adalah
poligami (ketika kita sedang jatuh cinta kepada yang lebih muda, yang tua
(lama) tidak diperhatikan lagi).
4. Cinta Shobwah, cinta yang mendorong
perilaku menyimpang tanpa sanggup mengelak (secara tidak sadar dia tidak tahu
apa yang telah ia perbuat). Cinta jenis ini sering dikatakan cinta buta.
5. Cinta Kulfah, perasaan cinta yang
disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positif, meski itu sulit untuk
dijalani.
Dalam
agama Islam, sebenarnya cinta tidak diperbolehkan, karena belum mukhrim. Karena
belum boleh mencintai dan memiliki lawan jenis sebelum menikah. Pacaran pun
sebenarnya dilarang.
Dalam
agama Islam, cinta yang dimaksudkan adalah cinta terhadap Allah S.W.T, cinta
terhadap orang tua, cinta terhadap sesama manusia (rasa belas kasih), cinta
terhadap semua makhluk ciptaan-Nya.
Ø Cinta
Menurut Agama Kristen (Protestan & Katholik)
1. Cinta adalah
pencipta keindahan terhebat (Tim 2:9-10)
2.
Cinta adalah suatu wujud keinginan;dalam niat dan tindakan
(1 Yoh 3:18)
(1 Yoh 3:18)
3. Cinta harus
menjadi dasar dari segala sesuatu (1 Kor 13:3)
Ø Cinta
Menurut Agama Hindu
Cinta
adalah perasaan pada kesenangan, kesetiaan, kepuasan terhadap suatu obyek.
Sedangkan kasih adalah perasaan cinta yang tulus lascarya terhadap suatu obyek.
Obyek dari cinta kasih itu adalah semua ciptaan Sanghyang Widhi Wasa,Tuhan Yang
Maha Esa.
Ciptaan
Tuhan dapat digolongkan dalam tingkatan sesuai eksistensinya atau kemampuannya
yaitu:
a. Eka pramana ialah makhluk hidup yang
hanya memiliki satu aspek kemampuan berupa bayu/tenaga/ hidup, seperti
tumbuh-tumbuhan.
b. Dwi pramana ialah makhluk hidup yang
memiliki dua aspek kemampuan berupa bayu dan sabda/bicara, seperti
hewan/binatang.
c. Tri pramana ialah makhluk hidup yang
memiliki tiga aspek kemampuan berupa bayu, sabda dan ide/pikiran, seperti
manusia.
Ø Cinta
menurut agama Budha
Dalam
Nikaya Pali, yaitu Dhammapada ada satu bab yang diberi judul Piya Vagga yang
berarti kecintaan. Begitu pula dalam Majjhima Nikaya terdapat sutta yang
berjudul Piyajatika Sutta yaitu khotbah tentang orang-orang tercinta.
Dalam
Bahasa Pali juga ditemukan beberapa istilah cinta, seperti: piya, pema, rati,
kama, tanha (jawa trenso), ruci, dan sneha yang memiliki arti: rasa sayang,
kesenangan, cinta kasih sayang, kesukaan, nafsu indera (birahi), kemelekatan,
dsb, yang terjalin antara dua insan berbeda jenis atau cinta dalam lingkup
keluarga.
4.3
Macam-macam Cinta
Menurut
Erich Fromm (1983 : 54) dalam bukunya Seni Mencintai mengemukakan tentang
adanya berbagai macam-cinta yang dapat di uraikan sebagai berikut :
Ø Cinta
Diri Sendiri
Secara
alami manusia mencintai dirinya sendiri (self love) dan banyak orang yang
menafsirkan cinta diri sendiri diidentikan dengan egoistis. Jika demikian cinta
diri sendiri ini bernilai negatif. Namun apabila diartikan bahwa cinta diri
sendiri adalah mengurus dirinya sendiri, sehingga kebutuhan jamsmani dan
rohaninya terpenuhi seimbang ini
bernilai positif. Dengan demikian cinta terhadap dirinya tidak harus
dihilangkan tetapi harus berimbang dengan cinta kepada orang lain untuk berbuat
baik.
Ø Cinta
Sesama Manusia / Persaudaraan
Cinta
kepada sesama manusia atau persaudaraan (agape. Bahasa Yunani) itu merupakan
watak manusia itu sendiri dan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatannya
kepada sesama manusia. Perbuatan dan perlakuan yang baik kepada sesama manusia
bukan berarti karena seseorang itu membela, menyetujui, mendukung dan berguna,
bagi dirinya, melainkan dating dari hati nuraninya yang ikhlas disertai tujuan
yang mulia. Motivasi perbuatan dan perlakuan seseorang mencintai sesama manusia
itu disebabkan karena pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendirian
(manusia sebagai makhluk social) dan sudah merupakan suatu kewajiban.
Ø Cinta
Erotis
Cinta
yang erat dorongannya dengan dorongan seksual (sifat membirahikan) ini
merupakan sifat eksklusif (khusus) yang bias memperdayakan cinta yang
sebenarnya. Hal itu dikarenakan cinta dan nafsu tersebut letaknya tidak berbeda
jauh. Disi lain Cinta erotis jika didasari dengan cinta ideal, kasih sayang,
keserasian maka berfungsi dalam melestarikan keturunan dalam ikatan yang sah
yaitu pernikahan. Sebaliknya jika tidak didasari kasih sayang yaitu nafsu yang
membutakan akal pikiran sehingga yang ada hanya nafsu birahi didalamnya akan
timbul rasa ketidak puasan bias berakhir dengan sebuah perceraian bahkan akan
mungkin timbul juga perselingkuhan atau ke tempat pelacuran yang didalamnya
tidak mungkin akan timbul rasa kasih sayang karena yang ada hanya nafsu birahi
berhubungan badan saja, dengan uang sebagai bayarannya.
Ø Cinta
Keibuaan
Kasih
sayang itu bersumber dari cinta keibuan, yang paling asli dan yang terdapat
pada diri seorang ibu terhadap anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin suatu
ikatan fisiologi. Seorang ibu akan memelihara anaknya dengan hati-hati penuh
dengan kasih sayang dan naluri alami seorang ibu. Sedangkan menurut para ahli
ilmu jiwa berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukan karena fisologis, melainkan
dorongan psikis.
Ø Cinta
terhadap Allah
Merupakan
puncak cinta manusia, yang paling jernih, spiritual dan yang dapat memberikan
tingkat perasaan kasih sayang yang luhur, khususnya perasaan simpatik dan
sosial. Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinyta
menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupan dan menundukkan
semua bentuk cinta yang lain.
Ø Cinta
terhadap Rasul
Ini
merupakan ideal yang sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral,
maupun berbagai sifat luhur lainnya.
4.4
Kasih Sayang
Kasih
sayang adalah perasaan cinta untuk saling menghormati, mengasihi, menyayangi
semua makhluk ciptaan Tuhan.
Kasih
sayang adalah faktor penting dalam suatu kehidupan. Karena jika kita memiliki
cinta namun tidak berdasar pada kasih sayang, maka seseorang tersebut tidak
mengerti apa itu cinta yang sesungguhnya, cinta terhadap makhluk ciptaan Tuhan.
Maka perasaan cinta harus didasari oleh kasih sayang atau belas kasih.
Pengertian
kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S Poerwadaminta
yitu perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka pada seseorang. Dalam
berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini
merupakan pertumbuhan dari cinta. Dalam kasih sayang sadar atau tidak dituntut
tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian,
saling terbuka, sehingga keduannya
merupakan suatu kesatuan yang utuh. Seorang remaja menjadi frustasi, morfinis,
berandalan dan sebagainya itu disebabkan karena kekurangan perhatian dan kasih
sayang dalam kehidupan keluarga.
4.5
Mewujudkan Cinta Kasih
Untuk
dapat mewujudkan cinta kasih dan sayang dalam kehidupan agar tentram damai dan
bahagia dapat dengan cara :
Ø Cara
mewujudkan cinta diri sendiri
Dapat
dilakukan dengan mengurus dirinya sendiri, sehingga kebutuhan jasmani dan
rohani dirinya sendiri terpenuhi secara wajar. Contohnya mandi, menyisir
rambut, memaka wangi- wangian, mengenakan baju yang sopan tidak melanggar adat
atau norma yang ada.
Ø Cara
mewujudkan cinta sesama manusia / persaudaraan
Dapat
dilakukan dengan perbuatan yang bersifat sosial dan kemanusian. Contohnya
saling tolong menolong, kerja bakti, saling tepo seliro, Jean Henry Dunant (
1882-1910) seorang bankir dan penulis berkebangsaan Swiss yang atas suka
relanya menolong setiap orang yang menderita luka-luka dalam pertempuran
Solferino (1859) mendirikan Palang Merah International (1863)
Ø Cara
mewujudkan cinta erotis
Dapat
dilakukan apabila dilandasi dasar cinta kasih yang bertanggung jawab dan tidak
melanggar adat atau norma yang ada. Contohnya cinta eotis seorang lelaki
terhadap perempuan yang di sudah di ikat pernikahan di dasari percintaan.
Ø Cara
mewujudkan Cinta Keibuan
Dapat
dilakukan dengan dilandasi kasih sayang ibu yang tak terhingga terhadap anaknya
dari sejak dikandung, melahirkan, dan mengurus sampai menikahkan dengan tanpa
pamrih sedikitpun dan doanya yang selalu menginginkan dan melihat anaknya
bahagia di jauhkan dari segala kesusahan.
Ø Cara
mewujudkan Cinta kepada Allah
Dapat
dilakukan dengan dilandasi cinta yang teramat sangat dan meniadakan Tuhan
selain Allah dengan beraqidah yang kokoh dan bertaqwa atau menjalankan segala
perintah dan menjauhi larangan yang sudah di tentukan Nya.
Ø Cara
mewujudkan Cinta kepada Rasull
Dapat
dilandasi dengan cinta dengan mencontoh suri teladan yang baik yang ada pada
diri rasul yaitu sidiq, tablig, amanah, dan fatonah yang di laksanakan setiap
saat selama masih diberi kehidupan oleh sang maha hidup.
4.6
Kemesraan
Kemesraan
berasal dari kata dasar mesra, yang artinya perasaan simpati yang akrab.
Kemesraan pada dasarnya merupakan kasih yang telah mendalam. Kemesraan adalah
hubungan akrab antara pria dan wanita atau suami dan istri. Kemesraan merupakan
bagian hidup manusia.
Yose
Ortega Y Gasset dalam novelnya ‘On Love’ mengatakan, “di kedalaman sanubarinya
seorang pencinta merasa dirinya bersatu tanpa syarat dengan objek cintanya.
Persatuan bersifat kebersamaan yang mendasar dan melibatkan seluruh
eksistensinya”.
Selanjutnya
Yose mengatakan, bahwa si pecinta tidaklah akan kehilangan pribadinya dalam
aliran energy cinta tersebut. Malahan pribadinya akan diperkaya dan dibebaskan.
Cinta yang demikian merupakan pintu bagi seseorang untuk mengenal dirinya
sendiri.
Cinta
yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan merupakan
perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreatifitas manusia.
Dengan kemesraan seseorang dapat menciptakan bentuk seni sesuai dengan
kemampuan dan bakat. Dapat dituangkan dalam berbagai macam seni misalnya seni
tari, seni musik, dsb.
Dalam
seni tari berbagai daerah mengenal bentuk tari kemesraan seperti tari Karonsih
dan Gatotkaca Gandrung dari Jawa Tengah, tari Merak dari Jawa Barat. Biasanya
seni tari disajikan dalam upacara pernikahan.
4.7
Pemujaan
Pemujaan
adalah perwujudan cinta manusia terhadap Tuhan. Kecintaan manusia terhadap
Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupaan manusia. Hal ini dikarenakan
pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai dan makna kehidupaan yang sebenarnya.
Penyebab hal tersebut terjadi karena Tuhan pecipta alam semesta. Seperti dalam
surat Al-furqan ayat 59-60 yang menyatakan: “dia yang menciptakan langit dan
bumi beserta apa-apanya diantara keduanya dalam 6 rangkaian masa, kemudian dia
bertahta diatas singgah sananya. Dia maha pengasih, maka tanyakanlah kepadaNya
tentang soal-soal apa yang perlu diketahui.” Selanjutnya ayat 60, “bila
dikatakan kepada mereka, sujudlah kepada Tuhan yang Maha Pengasih.”
Kalau
manusia cinta kepada Tuhan karena Tuhan sungguh maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Kecintaan manusia itu dimanivestasikan dalam bentuk pemujaan atau
sembahyang. Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai cara pemujaan sesuai
dengan agama,kepercayaan,kondisi dan situasi. Sembahyang dirumah, dimasjid,
digereja,dipura,dicandi, bahkan ditempat yang dianggap keramat merupakan
perwujudan dari pemujaan kepada Tuhan. Oleh karena itu, pemujaan ini sebenarnya
karena manusia ingin berkomunikasi dengan Tuhannya. Hal itu berarti manusia
mohon ampun atas segala dosanya,mohon perlindungan,mohon dilimpahkan kebijaksanaan,dsb.
Pemujaan
dapat menimbulkan daya kreatifitas pecintanya dengan cara mencipta. Banyak kita
temui Arca-arca yang menggambarkan dewa-dewa yang dipuja dalam kesenian pahat.
Seni
tari pun ada pula yang bersifat mengagungkan nama Tuhan atau yang dianggap
“Tuhan”. Misalnya Tari Sanghyang Dedari dan Tari Sangyang Jaran di Bali adalah
Tarian yang bersifat Keagamaan. Tarian ini hanya ditarikan pada upacara agama,
tidak boleh ditonton oleh para turis, penontonnya pun terbatas serta ditarikan
pada dini hari tidak sembarang waktu.
Di
Jawa pemujaan diungkapkan dalam bentuk wayang kulit. Dalang wayang kulit
dianggap orang lebih daripada orang awam.
Dalam
seni musik, banyak didendangkan lagu yang bersifat mengagungkan nama Tuhan.
Lagu-lagu keagungan Tuhan bukan hanya terdapat dalam agama Kristen atau
Katholik saja, gama Islam,agama Hindu dan Agama Buddha pun mengenal lagu-lagu
keagungan Tuhan. Bahkan lagu modern pun ada lagu yang mengagungkan nama Tuhan.
4.8
Belas Kasihan
Belas
kasihan adalah emosi manusia yang muncul akibat melihat penderitaan orang lain.
Rasa belas kasihan membuat orang-orang merasa iba sehingga ingin menolong atau
memberikan sesuatu yang bisa membahagiakan atau meringankan beban orang-orang
yang mengalami kesulitan atau musibah.
Belas
kasihan juga dilandaskan dengan rasa kasih sayang sesama manusia. Jadi sesama
umat manusia kita harus saling tolong menolong untuk meringankan beban setiap
orang yang mengalami kesulitan. Sehingga setiap orang dapat merasakan
kebahagiaan.
Belas
kasihan dapat menimbulkan daya kreatifitas yang berarti orang yang dapat
berbuat,berkarya,mencipta,dsb. Kreatifitas itu bisa dalam bentuk seni yaitu
seni suara,seni sastra,dll.
4.9
Cinta Kasih Erotis
Dalam
cinta kasih persaudaraan merupakan cinta kasih antar orang yang sama dan
sebanding. Sedangkan cinta kasih ibu merupakan cinta kasih terhadapa orang
lemah yang tanpa daya. Walaupun terdapat perbedaan besar antara keduanya tetapi
mempunyai kesamaan bahwa pada hakekatnya cinta kasih tidak terbatas hanya
seorang saja. Berlawanan dengan 2jenis cinta kasih diatas adalah cinta kasih
erotis yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan
seseorang lainnya.
Cinta
kasih erotis seringkali dicampur baurkan dengan pengalaman yang eksplosif
berupa jatuh cinta. Mulai dari pengalaman intimitas, kemesraan yang tiba-tiba
atau sementara saja. Cinta kasih erotis adalah rasa cinta yang dipenuhi oleh
nafsu dan rasa ingin lebih memiliki lebih.
Daftar
Pustaka
Katika, D.A. (2014). Hakikat Manusia Menurut
Panadangan Umum. [Online].
Tersedia: http://kartika-d.blogspot.com/2014/05/hakikat-manusia-menurut-pandangan-umum.html
Tersedia: http://kartika-d.blogspot.com/2014/05/hakikat-manusia-menurut-pandangan-umum.html
Prasetyo, Irfan A. (2011). Pengertian
Kebudayaan Kepribadian. [Online].
Tersedia:http://irfanarifprasetyo.blogspot.com/2011/02/pengertian-kebudayaan-kepribadian.html
Tersedia:http://irfanarifprasetyo.blogspot.com/2011/02/pengertian-kebudayaan-kepribadian.html
Karno. (2013). Unsur-unsur Kebudayaan Beserta
Penjelasannya. [Online].
Tersedia: http://mbahkarno.blogspot.com/2013/09/unsur-unsur-kebudayaan-beserta.html
Tersedia: http://mbahkarno.blogspot.com/2013/09/unsur-unsur-kebudayaan-beserta.html
Abdi, Anwar. (2013). Perubahan Kebudayaan.
[Online].
Tersedia: https://anwarabdi.wordpress.com/tag/perubahan-kebudayaan/
Tersedia: https://anwarabdi.wordpress.com/tag/perubahan-kebudayaan/
Aviana, Nada. (2013). Tugas Ilmu Budaya Dasar.
[Online].
Tersedia: http://nadaaviana95.blogspot.com/2013/04/tugas-ilmu-budaya-dasar.html
Tersedia: http://nadaaviana95.blogspot.com/2013/04/tugas-ilmu-budaya-dasar.html
Cahya, Pingka. (2013). Ilmu Budaya Dasar Dan
Cinta Kasih. [Online].
Tersedia: http://pingkancahya.wordpress.com/2013/10/15/ilmu-budaya-dasar-manusia-dan-cinta-kasih/
Tersedia: http://pingkancahya.wordpress.com/2013/10/15/ilmu-budaya-dasar-manusia-dan-cinta-kasih/
Sefti. (2013). Ilmu Budaya Dasar Contoh Kasus
Hakekat. [Online].
Tersedia: http://seftifriday.blogspot.com/2013/10/ilmu-budaya-dasar-contoh-kasus-hakekat.html
Tersedia: http://seftifriday.blogspot.com/2013/10/ilmu-budaya-dasar-contoh-kasus-hakekat.html