BAB 5
MANUSIA DAN KEINDAHAN
Studi Kasus :
SEORANG PRIA ASAL RUSIA MENCURI MAYAT ANAK
ANAK UNTUK DIJADIKAN BONEKA
Sebuah kisah tragis dialami beberapa warga Rusia yang
sudah kehilangan anak-anak mereka. Kesedihan yang dirasakan setelah ditinggal
selamanya oleh sang anak semakin dalam akibat aksi gila seorang pria. Pria
tersebut menggali 29 makam anak-anak dan mengubah tubuh mereka menjadi boneka.
Anatoly Moskvin (47 tahun) ditangkap pihak kepolisian setelah
ditemukan bukti bahwa dia menggali 29 makam anak perempuan dan
mengubah tubuh mereka menjadi mumi. Mumi-mumi itu didandani layaknya boneka,
diberi baju dan dipajang di kediaman milik Anatoly. Aksi ini memicu
kemarahan keluarga korban.
Dilansir oleh metro.co.uk, sang pelaku sebenarnya seorang priagenius, dia bahkan bisa
berbicara dalam 13 bahasa. Namun sayangnya, genius kadang membuat seseorang
kehilangan akal sehat. Anatoly punya obsesi dengan boneka dan yakin bisa
menghidupkan anak-anak itu lagi. Apapun alasannya, tindakan Anatoly sudah masuk
tingkat kejahatan dan akan diproses secara hukum.
Salah satu pihak korban, mengatakan bahwa hal ini sangat melukai
perasaan mereka. Bisa dibayangkan, salah satu mayat yang diambil adalah Olga
yang masih berusia 10 tahun saat meninggal karena dibunuh. Tubuh anak perempuan
itu ditemukan di rumah Anatoly dengan kondisi sudah menjadi mumi, dipakaikan
baju dan didandani.
"Orang gila ini bahkan meninggalkan pesan tanpa nama dan
menyebut anak perempuan kami Little Lady," ujar Natalia Chardymora,
ibu Olga. "Bisa Anda bayangkan bagaimana perasaan kami saat membaca
catatan itu tentang putri kami yang meninggal akibat dibunuh. Ini bukan lelucon
sama sekali karena sudah menghancurkan hati ini.
Saat ini Anatoly sudah dalam penanganan tim kepolisian. Dia
mengaku sudah mencuri mayat anak perempuan sejak tahun 2011. Alasannya adalah
dia menunggu ilmu pengetahuan yang dapat membangkitkan anak-anak perempuan itu
lagi. Karena tes menyatakan pria ini gila, dia juga mendapat penanganan dari
rumah sakit kejiwaan.
OPINI :
manusia sangat memiliki keinginan akan hal yang indah, keindahan
dapat berupa suatu bentuk objek yang cantik, tampan, bersih, baru, dan lain
lain. untuk memenuhi hal tersebut manusia akan mencarinya dengan naluri
masing-masing apa yang mereka butuhkan dari keindahan tersebut. Tetapi
terkadang ada saja manusia yang rela meninggalkan akal sehat mereka untuk
mendapatkan keindahan seperti kasus diatas.
Seharusnya kita tidak hanya memikirkan soal
keindahan yang akan kita dapatkan, tetapi juga harus memikirkan apakah cara
yang kita lakukan untuk mendapatkan keindahan tersebut benar atau tidak.
Studi kasus 2 :
Pria
ini sulap kardus jadi karya seni menakjubkan
Merdeka.com - Zhongkai Xiang, 20, memiliki kemampuan
artistik yang langka, yang membuatnya mampu menciptakan berbagai karakter
dengan menggunakan kardus.
Sejak duduk di bangku SMP, pria asal Taiwan ini sudah tertarik untuk membuat patung kertas. Kemudian dia mulai mencoba membuat patung dari kardus, yang terus dilakukannya hingga sekarang.
Bukan cuma itu. Sesekali, dia juga mencoba untuk membuat patung dari bahan lain seperti sedotan minuman. Dari semua karyanya, salah satu favorit Zhongkai adalah patung naga, yang merupakan salah satu patung pertama yang pernah dibuatnya.
Sejak duduk di bangku SMP, pria asal Taiwan ini sudah tertarik untuk membuat patung kertas. Kemudian dia mulai mencoba membuat patung dari kardus, yang terus dilakukannya hingga sekarang.
Bukan cuma itu. Sesekali, dia juga mencoba untuk membuat patung dari bahan lain seperti sedotan minuman. Dari semua karyanya, salah satu favorit Zhongkai adalah patung naga, yang merupakan salah satu patung pertama yang pernah dibuatnya.
"Saya telah memproduksi banyak karya seni
dari kardus. Sebagai contoh, Optimus Prime, kerangka T-Rex dan Pterodactyl, dan
Iron Man," kata Zhongkai, seperti dilansir Stan Winston School of
Character Arts.
Untuk membuat kostum Iron Man seukuran aslinya
dari kardus, Zhongkai menggunakan teknik pemodelan kertas khusus yang disebut
Pepakura. Uniknya, dia sangat jarang menambahkan warna pada bahan kardus yang
digunakannya. Karena menurutnya, itu adalah gayanya. "Jika Anda
adalah seorang seniman seperti saya, maka Anda tidak perlu banyak uang untuk
menciptakan karya Anda," tandasnya.
OPINI :
dari kasus diatas kita bisa melihat bahwa
naluri mansia untuk menciptakan keindahan itu sangat besar. dari barang yang menurut
kita tidak ada nilai guna lebih seperti kardus, sang seniman dapat menciptakan
keindahan yang berbentuk patung.
Dari itu dapat disimpulkan, bahwa keindahan
dapat terbentuk melalui kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu
benda (dalam kasus ini kardus) dan diantara benda itu dengan si seniman.
BAB 6
MANUSIA DAN PENDERITAAN
Studi kasus 1 :
Seorang ibu tega membunuh anaknya lalu bunuh
diri
Tekanan ekonomi dan perilaku suami yang tempramental membuat
Herawati (42) mengambil jalan pintas mengakhiri hidupnya. Tak cuma itu, putra
bungsunya Andika (4) juga menjadi korban. Herawati Warga Kampung
Cigebar, Desa Bojongasih, Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung, ditemukan
tewas di sebuah anak sungai Citarum, Desa Cijagra, Kecamatan Bojongsoang, Jumat
(2/3) siang. Tak jauh dari Herwati, ditemukan juga anak bungsunya oleh warga
sekitar.
Kapolsek Bojongsoang, AKP Sutarman, mengatakan Herawati mengambil
keputusan untuk mengakhiri hidup karena himpitan ekonomi. Dugaan selama ini
kata dia, Herwati menenggelamkan anaknya, dan disusul tindakan nekat Herawati
dengan memutuskan urat nadi tangan kirinya hingga tewas.
Menurutnya dugaan bunuh diri sangatlah kuat, ketika di bawah
bantal kamarnya terdapat surat wasiat. "Isinya bahwa himpitan ekonomi dan
utang yang melilit serta tindakan kasar yang selalu dilakukan suami menjadi
salah satu alasan," katanya.
OPINI :
Berdasarkan studi kasus diatas itu merupakan
contoh penggambaran penderitaan seorang istri yang mengalami penderitaan
lantaran kondisi perekonomian keluarganya yang kurang dan kelakuan suami nya
yang cenderung kasar terhadapnya. Sehingga ia tega menghabisi nyawa anaknya dan
dirinya sendiri
Suami nya pun pasti melakukan KDRT karena
tertekan secara psikologis lantaran himpitan ekonomi yang semakin besar di
zaman sekarang ini.
Untuk menghindari kejadian seperti diatas
sebaiknya kita harus selalu mendekatkan diri pada Tuhan. Tuhan tidak akan
pernah memberikan cobaan diluar kemampuan umat-Nya. Selain itu kita harus
memikirkan secara matang sebelum menikah, apakah kita sudah siap secara
ekonomi, mental, dan fisik.
Studi kasus 2 :
Perjuangan Hidup Nenek Yang Menjual Galon Air
Minum
Vemale.com - Anda masih sering mengeluh tentang
sulitnya hidup? Atau sering uring-uringan karena gaji tidak kunjung naik?
Lihatlah hidup nenek ini. Usianya sudah 70 tahun lebih, tetapi terpaksa bekerja
mengangkat galon-galon air mineral yang sangat berat. Kami yakin, di antara
pembaca yang masih muda, mengangkat galon air adalah hal yang berat. Lebih baik
meminta bantuan orang lain daripada mengangkat sendiri galon air minum.
Silakan bayangkan
bagaimana jadinya seorang wanita tua harus mengangkat galon-galon air setiap
hari. Inilah kisah nyata yang terjadi di Distrik Shijingshan Beijing, China.
Nama wanita ini adalah Gao Meiyun, dia seorang janda yang tinggal bersama
anaknya yang lumpuh dan cucunya yang sakit. Pada tahun 2008, sang cucu
mengalami kecelakaan dan harus mendapat operasi pada kedua kakinya. Otomatis,
Gao Meiyun berhutang pada banyak pihak untuk biaya operasi. Hari demi hari
dihabiskan untuk bekerja keras melunasi hutang tersebut, sekaligus mencukupi
kebutuhan sehari-hari. Selama bertahun-tahun, Gao Meiyun mengantar dan
mengangkat sendiri galon air pesanan pelanggan dalam kondisi cuaca seburuk
apapun.
Dengan berat badan
yang hanya 38 kg, Gao Meiyun harus mengangkat galon air yang masing-masing bisa
mencapai 20 kg. Pekerjaan ini terpaksa dilakukan karena hanya inilah cara yang
bisa ditempuh Gao Meiyun untuk mendapatkan uang dan membiayai pengobatan
anaknya. Anaknya sendiri tidak dapat bekerja karena masalah kesehatan yang
diderita. Karena bertahun-tahun menjadi pengantar galon air, tubuh Gao Meiyun
semakin membungkuk. Selain itu, dia mulai menghadapi masalah kesehatan, Gao
Meiyun sering mengalami batuk parah, terlebih saat cuaca buruk datang.
Dengan pendapatan yang
pas-pasan dan dipotong untuk hutang, Gao Meiyun dan anak cucunya tinggal di
kamar sempit tanpa adanya jendela atau ventilasi. Ruang yang sempit itu juga
dipenuhi botol-botol galon. Kehidupan Gao Meiyun mendapat simpati dari
masyarakat sekitar, mereka sering membantu memberi uang, tetapi jumlah itu
tetap tidak cukup untuk melunasi hutangnya. Beruntung, berita yang tentang Gao
Meiyun membuat pemerintah China mengucurkan dana bantuan hidup setiap bulan,
tetapi tidak termasuk biaya pengobatan. Bantuan beasiswa untuk cucu Gao Meiyun
juga diberikan.
kawan, lihatlah nenek ini. Jika Anda masih sering mengeluh akan hidup, setidaknya perjuangan berat nenek Gao Meiyun bisa membuat kita yang masih muda malu jika terus saja mengeluh.
OPINI :
berbeda dengan kasus yang pertama, dalam kasus ini seorang nenek menanggung penderitaan yang lebih berat dibanding kasus pertama. tetapi sang nenek memiliki kebesaran jiwa yang lebih dibandingkan orang pada umumnya. dia rela bekerja keras untuk anak dan cucu nya, padahal bisa saja dia meinggalkan anak dan cucu lalu bekerja hanya untuk dirinya sendiri.
dalam kasus ini kita dapat melihat bahwa terkadang jika kita menjalani penderitaan dengan jujur dan tanpa mengeluh, kita akan mendapatkan kekuatan lebih. dan terkadang penderitaan dapat dijadikan suatu inspirasi bagi yang lain.
kawan, lihatlah nenek ini. Jika Anda masih sering mengeluh akan hidup, setidaknya perjuangan berat nenek Gao Meiyun bisa membuat kita yang masih muda malu jika terus saja mengeluh.
OPINI :
berbeda dengan kasus yang pertama, dalam kasus ini seorang nenek menanggung penderitaan yang lebih berat dibanding kasus pertama. tetapi sang nenek memiliki kebesaran jiwa yang lebih dibandingkan orang pada umumnya. dia rela bekerja keras untuk anak dan cucu nya, padahal bisa saja dia meinggalkan anak dan cucu lalu bekerja hanya untuk dirinya sendiri.
dalam kasus ini kita dapat melihat bahwa terkadang jika kita menjalani penderitaan dengan jujur dan tanpa mengeluh, kita akan mendapatkan kekuatan lebih. dan terkadang penderitaan dapat dijadikan suatu inspirasi bagi yang lain.
BAB 7
MANUSIA DAN KEADILAN
Studi Kasus 1 :
Mencuri Singkong Karena Kelaparan, Hakim
Menangis SAAT MENJATUHKAN VONIS !!
diruang sidang pengadilan, hakim Marzuki duduk tercenung menyimak
tuntutan jaksa PU terhadap seorang nenek yg dituduh mencuri singkong, nenek itu
berdalih bahwa hidupnya miskin, anak lelakinya sakit, cucunya lapar, namun
manajer PT A**** K**** (BAK** grup) tetap pada tuntutannya, agar menjadi contoh
bagi warga lainnya.Hakim Marzuki menghela nafas,dia memutus diluar tuntutan
jaksa PU, “maafkan saya” katanya sambil memandang nenek itu,’saya tidak dapat
membuat pengecualian hukum, hukum tetap hukum, jadi anda harus dihukum.
saya mendenda anda 1jt rupiah dan jika anda tdk mampu bayar maka anda harus
masuk penjara 2,5 tahun, seperti tuntutan jaksa PU’.
Nenek itu tertunduk lesu, hatinya remuk redam, sementara hakim
Marzuki mencopot topi toganya, membuka dompetnya kemudian mengambil &
memasukkan uang 1jt rupiah ke topi toganya serta berkata kepada hadirin.“Saya atas nama
pengadilan, jg menjatuhkan denda kepada tiap orang yg hadir diruang sidang ini
sebesar 50rb rupiah, sebab menetap dikota ini, yg membiarkan seseorang
kelaparan sampai harus mencuri untuk memberi makan cucunya”, sodara panitera, tolong kumpulkan dendanya
dalam topi toga saya ini lalu berikan semua hasilnya kepada terdakwa
Sampai palu diketuk dan hakim marzuki
meninggaikan ruang sidang, nenek itupun pergi degan mengantongi uang 3,5jt
rupiah, termasuk uang 50rb yg dibayarkan oleh manajer PT A**** K**** yg tersipu
malu karena telah menuntutnya.
Opini :
Kasus diatas mengajarkan kita bahwa hokum
tetaplah hukum. Sang hakim benar benar menjadi wakil Tuhan di dunia yang
memberikan hukuman. Tetapi dia tidak hanya menghukum nenek tersebut tetapi juga
warga sekitar nenek tersebut yang tidak membantu kesulitan yang dialami sang
nenek.
Hakim pada kasus
diatas memiliki kejujuran yang sangat tinggi, dia ingin membantu nenek tersebut
tetapi tidak ingin menyalahi hukum yang berlaku. sehingga dia mendapatkan cara
untuk menolong nenek tersebut sekaligus memberi pelajaran kepada warga sekitar
nenek tersebut tinggal.
Studi kasus 2 :
Pecat Aparat yang Lindungi Perbudakan Buruh!
JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra
Martin Hutabarat mendesak Kepolisian RI untuk mengusut dugaan keterlibatan
Polri dalam kasus perbudakan 34 buruh di pabrik kuali, di Desa Lebak Wangi,
Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang. Jika ternyata terbukti melindungi
praktik itu, aparat kepolisian yang bersangkutan patut diberhentikan dari
Polri.
"Polri harus bertindak tegas. Polri tidak boleh melindungi
atau setengah hati menindaknya. Kapolri perlu memerintahkan agar oknum polisi
yang ikut menganiaya para pekerja yang menjadi korban perbudakan itu segera
diusut, kalau perlu diberhentikan," ujar Martin di Jakarta, Senin
(6/5/2013).
Martin menjelaskan, jika ada oknum pejabat Polri di wilayah yang
justru mendapatkan upeti, maka oknum Polri itu juga harus ditindak. Pasalnya,
sikap melindungi yang dilakukan Polri, kata Martin, bisa mengusik rasa keadilan
masyarakat.
"Perbuatan yang dilakukan oknum-oknum polisi tersebut
sangat biadab dan tidak dapat diterima akal sehat. Rasa keadilan masyarakat
terusik karena perbuatan mereka. Kapolri perlu mengusut mereka juga, dan jangan
sampai ada kejadian seperti ini di tempat lain," tukas anggota Komisi III
DPR ini.
Pada Jumat (3/5/2013), Polda Metro Jaya dan Polres Kota
Tangerang menggerebek sebuah pabrik kuali yang bosnya dicurigai telah melakukan
penyekapan terhadap 34 buruh di Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan, Kabupaten
Tangerang. Di pabrik itu, pengusaha diduga telah merampas kemerdekaan sekaligus
melakukan penganiayaan terhadap para buruh.
Temuan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan
(Kontras), para buruh itu setiap harinya hanya diberikan makanan sambal dan
tempe, jam kerja melampaui batas, dan diberikan tempat tinggal yang tak layak.
Mereka juga diancam ditembak dengan timah panas oleh aparat yang diduga dibayar
oleh pengusaha di sana.
Polisi telah menetapkan tujuh orang tersangka yakni Yuki Irawan
(41), Sudirman (34), Nurdin (34), Jaya alias Mandor (41), dan tangan kanan
Yuki, Tedi Sukarno (34). Sementara itu, dua orang lain, Tio dan Jack, buron.
Para tersangka dikenakan Pasal 333 KUHP tentang Perampasan Kemerdekaan dan
Pasal 351 KUHP tentang Penganiayaan. Hal itu dilihat dari beberapa temuan,
antara lain pemilik pabrik tak membayar gaji sebagian buruh, pemilik pabrik
juga tak memberikan fasilitas hidup yang layak, tak membiarkan buruh melakukan
shalat, serta melakukan penganiayaan terhadap buruh.
Kini, kelima tersangka ditahan dan diperiksa di Polresta
Tangerang. Sebanyak 34 buruh yang dibebaskan dari pabrik tersebut dipulangkan
ke kampung masing-masing.
OPINI :
prihatin kepada orang-orang yang seharusnya memegang keamanan,
menjadi contoh dan panutan di Negara ini malah melakukan pelanggaran, yakni
Polri. Pada dasarnya tugas Polri adalah menjaga keamanan dan ketertiban
dimasyarakat, mentaati semua aturan yang berlaku, melindungi, mengayomi, dan
melayani masyarakat. Tetapi, pada contoh kasus diatas, diduga ada oknum polisi
yang melindungi praktik penyekapan dan perbudakan terhadap buruh diTanggerang
tersebut. Jika ternyata terbukti melindungi praktik itu, aparat kepolisian
yang bersangkutan patut diberhentikan dari Polri.
Dan jika ada oknum polisi yang diduga menyiksa para buruh
tersebut seharusnya segera diusut secepat mungkin. Karena walaupun seorang
oknum polisi yang ikut terlibat, keadilan diNegara ini harus ditegakkan. Jika
tidak ada keadilan, Negara ini akan cepat runtuh. Dan walaupun seorang pejabat
yang menjadi tersangka sekalipun, keadilan juga harus tetap ditegakkan dengan
cara memberikan sanksi kepada yang bersalah sesuai dengan apa yang
dilakukannya.Tindakan oknum polisi ini sangat tidak pantas dicontoh dalam
kehidupan masyarakat.
Diposkan oleh Lutfhi Marend di 21.16 Tidak ada komentar: 

BAB 5
5.1 MANUSIA DAN KEINDAHAN
A. Pengertian Keindahan
kata
keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek,
dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni,
pemandangan alam, manusia, rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara warna,
dan sebagainya. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera
perseorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.
Perbedaan antara
Keindahan sebagai suatu Kualitas Abstrak dan sebagai Sebuah Benda Tertentu yang
Indah
Keindahan
sebagai suatu kualitas abstrak menggambarkan sesuatu yang kontemporer dan
bersifat nonrealistic di mana sang pencipta karya menggambarkan sesuatu yang
tidak bisa dimengerti secara umum dan tidak sesuai dengan realita. Keindahan
sebagai kualitas abstrak menggambarkan suatu bentuk dalam yang keindahan di
mana keindahan tersebut bersifat eksklusif dan hanya dapat dimengerti oleh
orang yang menciptakan keindahan tersebut berdasarkan apa yang dipahaminya.
Sedangkan
keindahan sebagai sebuah benda tertentu yang indah adalah keindahan yang
memiliki konsep pemahaman dan nilai yang berbeda dengan kualitas abstrak di
mana benda yang dimaksud dalam hal ini adalah sesuatu yang mewakili keindahan
secara umum dan dapat dengan mudah diterima maupun dipahami oleh masyarakat.
Contoh keindahan dalam
bentuk benda:
Secara alami : Manusia
menaruh rasa kagum atas keindahan alam yang merupakan ciptaan dari Yang
Maha Kuasa.
Buatan tangan : Karya
seni yang memiliki nilai estetika yang dapat dinilai oleh manusia.
Keindahan dalam Arti
Seluas-luasnya
keindahan
dalam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa yunani dulu
yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Dalam arti estetis keindahan bias
berdasarkan penglihatan, pendengaran, jadi keindahan yang seluas-luasnya
meliputi :
- Keindahan seni
- Keindahan alam
- Keindahan moral
- Keindahan intelektual
Dari
itu dapat disimpulkan, bahwa keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan
kebaikan dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata. Ada pula yang
berpendapat, bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang
selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan si pengamat.
Nilai Estetik
nilai
estetik ialah nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam
pengertian keindahan. Yang terdiri dari nilai moral, nilai ekonomik, niloai
pendidikan, dan sebagainya.
Perbedaan Nilai
Ekstrinsik dan Nilai Instrinsik
Nilai
ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya
(instrumental/contributory value), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau
pembantu. Contohnya adalah tari-tarian Darma-minakjinggo, tarian itu merupakan
nilai ekstrinsik, sedangkan pesan yang ingin disampaikan oleh tarian itu adalah
kebaikan melawan kejahatan merupakan nilai instrinsik. Jadi nilai instrinsik
itu nilai yang terkandung dalam suatu benda atau sarana tersebut.
Kontemplasi dan Ekstansi
Keindahan
dapat digolongkan menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan yang
didasarkan pada selera seni didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstansi.
Kontemplasi
adalah suatu proses bermeditasi, merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam
untuk mencari nilai-nilai,
makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan. Dalam kehidupan
sehari-hari orang mungkin berkontemplasi dengan dirinya sendiri atau mungkin
juga dengan benda-benda ciptaan Tuhan atau dengan peristiwa kehidupan tertentu
berkenaan dengan dirinya atau di luar dirinya.
Di
kalangan umum kontemplasi diartikan sebagai aktivitas melihat dengan mata atau
dengan pikiran untuk mencari sesuatu dibalik yang tampak atau tersurat
misalnya, dalam ekspresi seseorang sedang berkontemplasi dengan bayang-bayang
atau dirinya dimuka cermin.
Ekstansi adalah dasar
dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang
indah.
Apabila
kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka kontemplasi
itu faktor pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan ekstansi merupakan
faktor pendorong untuk merasakan, menikmati keindahan. Karena derajat atau
tingkat kontemplasi dan ekstansi itu berbeda-beda antara setiap manusia, maka tanggapan
terhadap keindahan karya seni juga berbeda-beda.
5.2 Teori – teori dalam
Renungan
Renungan
berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan
sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung.Biasanya manusia
akan merenung apabila ada sesuatu atau musibah yang terjadi. Dalam merenung
untuk menciptakan seni ada beberapa teori antara lain :
teori pengungkapan
Dalil
dari teori ini ialah bahwa “Art is an expression of human feeling” ( seni
adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia ). Teori ini terutama bertalian
dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya
seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto
Croce (1886-1952) dengan karyanya yang telah diterjemahkan kedalam bahasa
Inggris “aesthetic as Science of Expresion and General Linguistic”. Beliau
antara lain menyatakan bahwa “art is expression of impressions” (Seni adalah
pengungkapan dari kesan-kesan).
Expression
adalah sama dengan intuition. Dan intuisi adalah pengetahuan intuitif yang
diperoleh melalui penghayatan tentang hal-hal individual yang menghasilkan
gambaran angan-angan (images). Dengan demikian pengungkapan itu berwujud
sebagai gambaran angan-angan seperti misalnya images wama, garis dan kata. Bagi
seseorang pengungkapan berarti menciptakan seni dalam dirinya tanpa perlu
adanya kegiatan jasmaniah keluar. Pengalaman estetis seseorang tidak lain
adalah ekspresi dalam gambaran angan-angan.
teori metafisik
Teori
semi yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni
berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik
filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato
mengemukakan suatu teori peniruan (imitation theory). Ini sesuai dengan
rnetafisika Plato yang mendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi
sebagai realita Ilahi. Pada taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi
ini yang merupakan cerminan semu dan mirip realita ilahi itu. Dan karya seni
yang dibuat manusia hanyalah merupakan mimemis (timan) dari realita duniawi.
Sebagai
contoh Plato mengemukakan ide Ke-ranjangan yang abadi dan indah sempurna
ciptaan Tuhan. Kemudian dalam dunia ini tukang kayu membuat ranjang dari kayu
yang merupakan ide tertinggi ke-ranjangan-an itu. Dan akhirnya seniman meniru
ranjang kayu itu dengan menggambarkannya dalam sebuah lukisan. Jadi karya seni
adalah tiruan dari suatu tiruan lain sehingga bersifat jauh dari kebenaran atau
dapat menyesatkan. Karena itu seniman tidak mendapat tempat sebagai warga dari
negara Republik yang ideal menurut Plato.
5.3 KESERASIAN
Keserasian berasal dari kata serasi dan kata
rasi, artinya cocok, kene benar, dan sesuai benar.
a. teori objektif
1. Teori objektif bahwa
keindahan atau ciri-ciri yang menciptakan nilai estetik adalah sifat (kualitas)
yang memang benar melekat dalam bentuk indah yang bersangkutan.
2. Teori subjektif
bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan sutau benda itu tidak ada, yang ada
hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati suatu benda.
b. teori perimbangan
Teori perimbangan tentang keindahan dari
bangsa Yunani Kuno dahulu dipahami pula dalam arti Yang lebih terbatas yakni
secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka.
BAB 6
MANUSIA DAN PENDERITAAN
6.1 Pengertian
Penderitaan
Penderitaan adalah bahasa yang sering kita
dengar. Penderitaan berasal dari kata derita.Kata derita berasal dari
bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya
menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. penderitaan bisa
bersifat lahir dan bersifat batin. Setiap manusia memiliki penderitaan yang
berbeda –beda. Manusia dikatakan menderita apa bila dia memiliki masalah,
depresi karena tekanan hidup, dan lain lain.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan
manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan
ada juga yang ringan. Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat
hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam
hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat.
Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain, apalagi
kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.
Menurut agama penderitaan itu adalah teguran
dari tuhan. Penderitaan ada yang ringan dan berat contoh penderitaan yang
ringan adalah ketika seseorang mengalami kegagalan dalam menggapai
keinginannya. Sedangkan contoh dari penderitaan berat adalah ketika seorang
manusia mengalami kejadian pahit dalam hidupnya hingga ia merasa tertekan
jiwanya sampai terkadang Ingin mengakhiri hidupnya.
Penderitaan adalah termasuk realitas manusia
di dunia. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas
penderitaan.Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu
merupakan penderitaan bagi orang lain. Penderitaan adalah bagian dari
kehidupan.
6.2 Siksaan
Penderitaan biasanya di sebabkan oleh siksaan.
Baik fisik ataupun jiwanya.Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture)
digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan
kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik
secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap
seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, pemaksaan informasi,
atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat
disebut sebagai penyiksaan.
Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara
interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai
metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap
sebagai ancaman bagi suatu pemerintah.Arti siksaan, siksaan berupa jasmani dan
rohani bersifat psikis, kebimbangan, kesepian, ketakutan.
Siksaan Yang Sifatnya
Psikis :
Kebimbangan.
memiliki arti tidak dapat menetukan pilihan mana yang akan
dipilih.
Kesepian.
merupakan rasa sepi yang dia alami pada dirinya sendiri /
jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai.
Ketakutan.
adalah sebuah sesuatu yang tidak dinginkan
yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu
dibesar – besarkan tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia.
penyebab seseorang
merasakan ketakutan, antara lain:
1. KEMATIAN,
banyak orang yang takut akan kematian.
2. KEMISKINAN, tidak
ada satu pun manisia yang ingin hidup miskin.
3. KESEPIAN,
siapapun tak ingin menikmati hidup ini tanpa pendamping.
4. KEGELAPAN, ada
beberapa orang yang takut akan kegelapan.
6.3. Kekalutan Mental
Gejala-gejala permulaan
pada orang yang mengalami kekalutan mental adalah sebagai berikut :
1. jasmani
yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
2. nampak
pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu,
mudah marah.
3. Selalu
iri hati dan curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga
dia menjadi sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan
detruksi diri dan bunuh diri.
4. Komunikasi
sosial putus dan ada yang disorientasi social
5. Kepribadian
yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan
merasa rendah diri, ( orang-orang melankolis)
6. Terjadinya
konflik sosial – budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya
dengan lingkungan masyarakat.
Tahap – tahap gangguan
jiwa :
1. Gangguan
kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun
rohaninya.
2. Usaha
mempertahankan diri dengan cam negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara
benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila
menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak
menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan
atau memecahkan persoalan.
3. Kekalutan
merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami
gangguan
4. Krisis
ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah penderita
penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
5. Dipicu
oleh faktor psychoeducational karena adanya kesalahan dalam proses pendidikan
anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah. Konflik-konflik di
masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap
fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan
jiwa yang lebih parah.
6. Faktor
sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa,
misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial
baik, sehat tidak mendukung untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak
tidak akan terkena gangguan jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak
dapat menular, tetapi mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya.
Namun hal ini tidak berlaku secara absolut.
Sebab-sebab Timbulnya
Kekalutan Mental
1. Kepribadian
yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
2. Terjadinya
konflik sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan
dan yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi.
3. Cara
pematangan bathin yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap
kehidupan sosial; overacting sebagai overkompensasi dan tampak emosional.
Proses – proses kekalutan
mental:
Positif, bila
trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang, akan disikapi untuk mengambil hikmah
dari kesulitan yang dihadapinya, setelah mencari jalan keluar maksimal, tetapi
belum mendapatkannya tetapi dikembalikan kepada sang pencipta yaitu Allah SWT,
dan bertekad untuk tidak terulang kembali dilain waktu.
Negatif, bila
trauma yang dialami tidak dapat dihilangkan, sehingga yang bersangkutan
mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang
dicita-citakan. Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari
bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya
menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu
dapat lahir atau batin, atau lahir batin. Sedangkan perjuangan merupakan usaha
manusia untuk keluar dari penderitaan.
6.4 Penderitaan dan Perjuangan
Setiap
manusia pasti mengalami penderitaan, baik secara berat ataupun ringan.
Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu
terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu
semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia
adalah makhluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi
penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu
kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau
mengamati penderitaan.
Penderitaan
dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia
hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan
juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap
hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha
mengatasi kesulitan hidupnya. Allah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11,
bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang
berusaha merubahnya.
Pembebasan dari
penderitaaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah
berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar,
dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan
malapetaka. Kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan namun yang Tuhanlah
yang yang menentukan hasilnya.
6.5 Penderitaan, media massa, dan seniman
Berita
mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV,
pesawat radio, dengan maksud agar semua orang yang menyaksikan ikut merasakan
dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikian dapat mengunggah hati manusia
untuk berbuat sesuatu.
Media massa adalah
alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan
manusia secara cepat kepada asyarakat luas. Dengan demikian masyarakat dapat
segera menilai untuk menentukan sikap anatara sesama manusia, terutama bagi
mereka yang simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan
para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca dapat mengambil hikmah
dan pelajaran dari karya tersebut.
6.6 Pengaruh Penderitaan Terhadap Kelangsungan Hidup
Manusia
Penderitaan
mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap
yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative
misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh
diri. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa
hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari
penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.
Orang yang
merasa dirinya menderita akan mendapat tekanan dari dalam jiwanya dan rasa
malu. Tak jarang banyak manusia yang ingin mengakhir hidupnya karena tidak kuat
menopang siksaan dalam hidupnya. Ini terjadi di karenakan kekalutan
mental. Kekalutan mental merupakan suatu keadaan dimana jiwa
seseorang mengalami kekacuan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa
tidak berdaya.
Gejala- gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan
mental sebagai berikut :
a) Fisiknya sering merasa
pusing, sesak napas, demam dan nyeri pada lambung.
b) Jiwanya sering
menunjukkan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis (kurangnya emosi,
motivasi, atau antusiasme).
Terkadang kekalutan
mental bisa berujung pada gangguan jiwa dikarenakan kepribadiaan yang
lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna sehingga orang
tersebut merasa rendah diri.
6.7 Contoh–contoh Penderitaan dan Penyebabnya
Berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan
manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian sebagai berikut :
o Nasip
buruk penderitaan ini karenakan perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi
dalam hubungan sesama manusia dan alam sekitarnya. Perbedaan nasip buruk dan
takdir adalah jika takdir di tentukan oleh tuhan sedangkan nasib buruk
penyebabnya Karena ulah manusia itu sendiri. Contohnya : penderitaan yang
timbul karena penyakit, siksaan / azab tuhan. Namun dengan kesabaran dan
tawakal dan optimise merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan
tersebut.
o Kehilangan
orang tua, setiap manusia pasti mencintai orang tuanya dan memiliki hubungan
yang erat dengan keluarganya. Penderitaan ini adalah yang paling sering kita
jumpa dan sangat sedih tentunya .tapi kesedihan Karena penderitaan diharapkan
tidak berlarut larut karena semua manusia yang hidup pasti akan kembali kepada tuhannya.
o Kemiskinan
, banyak orang yang mederita karena kemiskinan , merasa tidak pernah cukup
dengan apa yang telah ia punya sehingga mengakibatkan seseorang merasa
menderita karena tidak bisa memiliki sesuatu yang ia inginkan. Ini di karena
kan kurangnya rasa syukur manusia atas apa yang telah di berikan oleh tuhan.
o Bencana,
tidak ada seorang pun yang dapat menghindari bencana yang tuhan berikan.
Bencana bisa kapan saja dating dan menimpa siapa saja bahkan seringkali
mengakibatkan kehilangan anggota keluarga. Trauma batin yang diakibatkan karena
bencana juga sulit di sembuhkan
BAB 7
MANUSIA
DAN KEADILAN
7.1 Pengertian
Keadialan
Keadilan
menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia.
Kelayakandiartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang
terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua
orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran
yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau
hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing – masing orang akan menerima
bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran terjadap proporsi tersebut
disebut tidak adil.
Menurut
pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan
pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada
keharmonisan menuntuk hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain,
keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi hak nya
dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.
7.2 Berbagai Macam Keadilan
Keadilan legal
atau keadilan moral
Plato
berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari
masyarakat
yang
membuat dan menjadi kesatuannya. Dalam masyarakat yang adil setiap orang
menjalankan
pekerjaan
menurut sifat dasarnya paling cocok baginya ( the man behind the gun ).
Pendapat Plato
itu
disebut keadilan moral, sedangkan oleh yang lainnya disebut keadilan legal
Keadilan
distributive
Aristoteles
berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama
equels
are treated equally).
Keadilan
komutatif
Keadilan ini bertujuan
untuk memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi
Aristoteles
pengertian keadilan ini merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam
masyarakat.
Semua
tindakan yang bercorak ujung ekstrem menjadikan ketidakadilan dan akan merusak
atau
bahkan
menghancurkan pertalian dalam masyarakat
7.3 Kejujuran
Kejujuran atau jujur
artinya apa-apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya, apa
yang dikatakan sesuai
dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah
kenyataan yang
benar-benar ada.
Jujur
juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang
dilarang oleh agama
dan hukum. Untuk itu
dituntut satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa apa yang
dikatakan
harus sama dengan
perbuatannya. Karena itu jujur berarti juga menepati janji atau kesanggupan
yang terlampir melalui
kata-kata ataupun yang masih terkandung dalam hati nuraninya yang
berupa kehendak, harapan
dan niat.
7.4 Kecurangan
Kecurangan atau curang
identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik,
meskipun tidak serupa benar. Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan
tidak sesuai dengan hari nuraninya atau, orang itu memang dari hatinya sudah
berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan
berusaha. Kecurangan menyebabkan orang menjadi serakah, tamak, ingin menimbun
kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling
hebat, paling kaya, dan senang bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita.
Bermacam-macam sebab orang melakukan kecurangan. Ditinjau dari hubungan manusia
dengan alam sekitarnya, ada 4 aspek yaitu aspek ekonomi, aspek kebudayaan,
aspek peradaban dan aspek teknik. Apabila keempat asepk tersebut
dilaksanakan secara wajar,
maka segalanya akan berjalan sesuai dengan norma-norma moral atau norma hukum.
Akan tetapi, apabila manusia dalam hatinya telah digerogoti jiwa tamak, iri,
dengki, maka manusia akan melakukan perbuatan yang melanggar norma tersebut dan
jadilah kecurangan.
7.5 Pemulihan
nama baik
Nama baik merupakan
tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap
orang menajaga dengan hati-hati agar namanya baik. Lebih-lebih jika ia
menjadi teladan bagi orang/tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin
yang tak ternilai harganya. Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah
laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan bama baik atau tidak baik ini adalah
tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan
itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi,
cara menghadapi orang, perbuatn-perbuatan yang dihalalkan agama dan sebagainya.
Pada hakekatnya pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala
kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau
tidak sesuai dengan ahlak yang baik. Untuk memulihkan nama baik manusia harus
tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir, melainkan
harus bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat darma dengan memberikan
kebajikan dan pertolongan kepaa sesama hidup yang perlu ditolong dengan penuh
kasih sayang , tanpa pamrin, takwa terhadap Tuhan dan mempunyai sikap rela,
tawakal, jujur, adil dan budi luhur selalu dipupuk.
7.6 Pembalasan
Pembalasan ialah suatu
reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan yang
serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang
seimbang. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat
mendapat balasan yang bersahabat. Sebaliknya pergaulan yagn penuh kecurigaan
menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula. Pada dasarnya, manusia adalah
mahluk moral dan mahluk sosial. Dalam bergaul manusia harus mematuhi
norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia berbuat amoral,
lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakekatnya adalah
perbuatan yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban manusia. Oleh karena
itu manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar atau diperkosa,
maka manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu. Mempertahankan
hak dan kewajiban itu adalah pembalasan.
DAFTAR
PUSTAKA
Prof:AbdulkadirMuhammad,SH.2011ilmubudayadasar.Bandung:Citra
Aditya Bakti
belajar-cemerlang.blogspot.com
wartawarga.gunadarma.ac.id
http://www.destycatamara.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar